Tidak Hanya Pelajar, Pendidikan Literasi Digital juga Penting Bagi Pelaku UMKM

Posted by Admin Berita

August 21, 2024

Boyolali (8/8). Penyebaran hoaks atau berita bohong menjadi salah satu kasus serius yang dihadapi Indonesia. Pasalnya hoaks memberikan ancaman kepada seluruh lapisan masyarakat termasuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Melihat keadaan tersebut, pelaku UMKM membutuhkan edukasi lebih lanjut mengenai pencegahan dan penanganan hoaks.

Berdasarkan data riset perusahaan keamanan Kaspersky, 63% ancaman hoaks menyasar UMKM selama lima bulan pertama di 2023. Selain itu, pelaku UMKM yang kurang melek digital juga menambah rentannya ancaman hoaks bagi pelaku UMKM di Desa Lemahireng. Akan tetapi, mayoritas sosialisasi literasi digital yang banyak digalakkan di Indonesia hanya menyasar anak sekolah atau masyarakat umum.

Untuk membantu mengatasi keadaan tersebut, mahasiswi KKN Universitas Diponegoro menyelenggarakan Pendidikan Literasi Digital: Pencegahan Hoaks. Kegiatan yang diikuti oleh pemilik usaha keripik tempe ini dilaksanakan di rumah produksi Keripik Tempe Kedungtombro, Desa Lemahireng, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (8/8/2024).

Penyelenggara Pendidikan Literasi Digital: Pencegahan Hoaks Naufalia Tsany Atha Anargya menjelaskan bahwa kegiatan ini diselenggarakan untuk mencegah dan membantu pelaku UMKM agar tidak terkena penipuan.

“Harapannya kegiatan ini dapat benar-benar memberikan pengetahuan baru kepada pelaku UMKM. Jadi, pelaku UMKM bisa mendeteksi adanya penipuan dan tahu langkah apa yang harus diambil selanjutnya”, ujarnya.

Program monodisiplin ini diawali dengan pemaparan materi mengenai hoaks baik secara luas maupun spesifik mengenai hoaks di bidang bisnis. Materi tersebut mencakup pembahasan mengenai data, dampak, ciri-ciri, hingga cara mengatasi hoaks. Kegiatan dilanjutkan dengan latihan soal untuk melihat keterampilan pelaku UMKM dalam mendeteksi hoaks.

Pada sesi tanya jawab, pemilik UMKM Ali mengungkapkan kebingungannya mengenai informasi yang menawarkan promosi di media sosial.

“Kemarin itu kami mendapatkan tawaran promosi di media sosial. Katanya harganya mulai dari dua juta rupiah. Kita tidak tahu apakah itu asli atau bohong”, imbuhnya.

Lebih lanjut, mahasiswi KKN membantu memberikan penjelasan dan memastikan bahwa informasi tersebut adalah palsu. Hal ini dikarenakan aplikasi yang ditawarkan tidak jelas dan harga yang ditawarkan tidak semahal itu.

Pendidikan Literasi Digital: Pencegahan Hoaks diselenggarakan oleh mahasiswi Ilmu Komunikasi di Desa Lemahireng dalam rangka Kuliah Kerja Nyata. Kegiatam ini diharapkan dapat membantu para pelaku UMKM baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.***

More from Ilmu Komunikasi

0 Komentar

You cannot copy content of this page