Semarang, Indonesia – Pada tanggal 27 Oktober 2024, Language Center National Taiwan University of Science and Technology (Taiwan Tech) sukses menyelenggarakan acara “Cultural Chit-Chat,” sebuah forum budaya yang dirancang untuk mempererat pemahaman antar budaya melalui cerita langsung dari mahasiswa internasional. Acara ini menjadi wadah berbagi perspektif lintas negara dan berhasil menarik lebih dari 175 mahasiswa lokal sebagai peserta aktif.
Dalam edisi kali ini, tema yang diangkat adalah “Kehidupan Keluarga”, sebuah topik universal yang memiliki interpretasi berbeda di setiap budaya. Tiga mahasiswa internasional dari Indonesia, Paraguay, dan Meksiko diundang sebagai pembicara untuk membagikan nilai-nilai keluarga yang hidup dan mengakar di masyarakat mereka.
Perwakilan dari Indonesia, Nurlita Wahyu Aziza, mengangkat bagaimana masyarakat Indonesia menjunjung tinggi kebersamaan dan suka cita dalam merayakan momen penting terutama pada perayaan ulang tahun. Ia mencontohkan tradisi perayaan ulang tahun anak sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang keluarga serta orang-orang terdekatnya. Nurlita juga memperkenalkan tradisi adat Jawa “Tedak Siten,” sebuah upacara yang menandai langkah pertama bayi menginjak tanah. Dia menjelaskan bahwa radisi ini tidak hanya bermakna simbolis, tetapi juga menggambarkan harapan dan doa dari keluarga untuk masa depan anak, serta mencerminkan nilai-nilai budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Tino dari Paraguay, pembicara menjelaskan bahwa hari Minggu merupakan waktu sakral bagi keluarga. Pada hari tersebut, anggota keluarga biasanya berkumpul untuk menikmati kegiatan memasak bersama, khususnya asado—hidangan daging panggang khas Paraguay—serta menikmati minuman tradisional Terere. Pembicara memaparkan bahwa
kegiatan ini menjadi simbol kehangatan, keterikatan emosional, dan nilai kekeluargaan yang kuat dalam masyarakat Paraguay. Kegiatan bersama ini tidak hanya mempererat hubungan antar generasi, tetapi juga menjadi ruang berbagi cerita dan saling mendukung satu sama lain.
Sementara itu, Rodrigo dari Meksiko menyampaikan tentang semangat dan kehangatan budaya negaranya melalui perayaan Quinceañera, yaitu upacara megah dan penuh makna yang menandai transisi seorang anak perempuan ke usia 15 tahun. Pembicara memaparkan bahwa tradisi ini tidak hanya merupakan perayaan sosial, tetapi juga sarat akan nilai-nilai historis dan kultural. Quinceañera menjadi momen penting yang memperlihatkan peran keluarga besar dan komunitas dalam merayakan tumbuh kembang individu serta memperkuat rasa identitas budaya.
Melalui acara ini, Cultural Chit-Chat berhasil menciptakan ruang dialog yang inklusif dan inspiratif bagi para mahasiswa untuk memahami nilai-nilai budaya yang berbeda namun juga memiliki kesamaan dalam menekankan pentingnya keluarga dalam kehidupan.
0 Komentar