Kuliah Dosen Tamu: Relevansi Berbagai Aliran Feminisme untuk Menghadapi Dunia Digital

Posted by Nur Inayah

April 15, 2023

Fenomena sosial yang terjadi belakangan ini seringkali masih menunjukkan terjadinya ketimpangan dalam banyak aspek kehidupan. Diskriminasi dan kekerasan masih dialami oleh kaum marginal, salah satunya adalah wanita. Catatan Tahunan Komnas Perempuan menunjukkan angka kekerasan terhadap kaum Wanita masih meningkat dari waktu ke waktu.  Berbagai aliran feminisme yang ada digunakan untuk memahami berbagai realita yang berhubungan dengan kepentingan kaum Wanita. Bagaimana berbagai aliran feminisme ini bisa digunakan untuk menjelaskan fenomena terkini berhubungan dengan kepentingan kaum Wanita dalam berinteraksi dengan dunia media digital?

Pada kegiatan Kuliah Dosen Tamu dengan tema Relevansi Berbagai Aliran Feminisme untuk Menghadapi Dunia Digital yang diselenggarakan oleh Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro, Prof. Aquarini Priyatna, Ph.D. membagikan perspektifnya mengenai feminisme. Prof. Aquarini merupakan serorang dosen yang juga menjabat sebagai dekan di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjajaran, memaparkan bahwa munculnya ideologi feminisme dilatarbalakangi oleh adanya gagasan mengenai kesetaraan gender.

Dalam paparannya, Prof. Aquarini menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia masih kerap menyalahartikan apa itu feminisme. Feminisme yang selama ini erat kaitannya dengan perempuan, tidak melulu harus dipraktikkan oleh perempuan, melainkan dapat dianut oleh laki-laki yang mendukung adanya kesetaraan dan keseimbangan di masyarakat dalam memberikan perlakuan kepada wanita dan laki-laki. Salah satu gambaran yang paling umum ditemui di masyarakat konservatif adalah adanya diskriminasi saat seorang wanita memilih untuk menjadi ibu pekerja. Pemikiran tradisional bahwa wanita yang telah menikah bertanggungjawab penuh terhadap tugas domestik rumah tangga dan merawat anak bertentangan dengan gelombang feminisme radikal, yang menggagaskan bahwa wanita memiliki hak yang sejajar dengan laki laki, dalam penggambaran ini adalah hak untuk bekerja.

Selain itu, Prof. Aquarini juga mejelaskan bahwa dalam studi media, sudah banyak ditemukan platform yang mendukung dan menyuarakan gerakan feminisme. Berbagai kampanye online yang digaungkan melalui sosial media mempengaruhi pandangan masyarakat tentang gerakan feminisme, sehingga masyarakat semakin sadar tentang adanya ketimpangan gender yang harus dibenahi. Pembentukan pengetahuan feminis tersebar secara masif melaui berbagai kominitas online menjadi salah satu bukti bahwa gerakan feminisme semakin meluas dan berkembas di tengah masyarakat Indonesia.

More from Ilmu Komunikasi

0 Komentar

You cannot copy content of this page