Semarang – Pandemi Covid-19 yang hadir sejak pertengahan Maret 2020 berdampak besar bagi keberlangsungan seluruh sektor kehidupan di Indonesia. Termasuk sektor pendidikan yang telah memberi pengalaman baru bagi setiap unsurnya, mulai dari pejabat tinggi instansi sampai peserta didik. Dampak besar ini secara merata dirasakan oleh setiap tingkat pendidikan, tidak terkecuali oleh perguruan tinggi.
Sebagai upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro melalui Surat Edaran No.2912/UN7.5.7.1.2./EP/2020 resmi mengumumkan penyelenggaraan kuliah secara daring pada bulan Maret tahun 2020 setelah pemerintah mengkonfirmasi adanya kasus positif Covid-19 di Indonesia. Kuliah online dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai fasilitas seperti SIAP Undip, Kulon Undip, Microsoft Teams, grup WhatsApp, dan lain sebagainya. Kuliah online ini berlangsung sampai akhir semester ganjil dan akan tetap dilaksanakan di semester genap mendatang.
Yolanda Audrey, mahasiswi program studi S1 Ilmu Komunikasi angkatan 2019 bercerita tentang perkuliahan online yang telah ia jalankan. Ia berujar bahwa kuliah online dan kuliah offline terasa sangat berbeda. Sebagai mahasiswi rantau yang hidup jauh dari keluarga, ia merasa suasana kuliah lebih terasa saat kuliah offline dan semangat belajarnya menurun semenjak kuliah online karena kejenuhan yang dirasakannya saat di rumah.
Berbeda dengan Tubagus Alnur Muhammad, mahasiswa program studi S1 Ilmu Komunikasi angkatan 2020. Sebagai mahasiswa baru, ia mengaku sangat senang bisa mengikuti kuliah walau secara online.
“Awalnya memang kesusahan sampai akhirnya bisa berjalan lancar dan lama-lama terbiasa tetapi dirasa kurang efektif karena tidak ada interaksi yang muncul secara intens. Sisanya banyak hal positif yang bisa diambil dari kuliah online,” ujar Tubagus.
Setiap hal secara mutlak memiliki kelebihan dan kekurangan. Yolanda dan Tubagus sama-sama berpendapat bahwa kelebihan dari kuliah online adalah waktu yang lebih fleksibel sehingga tidak ada alasan bagi mahasiswa untuk telat. Belajar pun jadi semakin mudah karena bisa di mana saja.
“Tugas yang dikasih juga lebih bervariasi mulai dari bikin paper, sampai ke video kreatif, jadi melatih kreativitas mahasiswa sesuai mata kuliah,” ungkap Yolanda.
Menurut Tubagus, kendala jaringan internet adalah kekurangan utama dari kuliah online ini, pasalnya tidak semua dosen dan mahasiswa memiliki jaringan internet yang stabil dan itu dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar. Sementara Yolanda menambahkan bahwa kuliah online membuat pihak kampus terlalu ‘fleksibel’ dalam mengatur jadwal pengganti kuliah seperti diadakannya kuliah pengganti sampai larut malam. Selain itu, kuliah online memungkinkan ada mahasiswa yang tidak sepenuhnya menghadiri kelas.
Untuk mengatasi berbagai hambatan yang dirasakan, Yolanda sering mencuri-curi waktu untuk me time dan menghibur diri dengan teman-temannya yang dapat meredakan perasaan jenuh sehingga bisa kembali fokus saat kuliah online. Sedangkan Tubagus merasa perlu meningkatkan kualitas jaringan internet dengan memasang WiFi serta lebih peduli dengan keadaan dosen dan teman-teman yang mengalami kendala pada jaringan internet.
Selama kuliah online, Yolanda mengaku Departemen Ilmu Komunikasi telah memberi dan mengupayakan banyak hal untuk menyukseskan pelaksanaan kuliah online ini.
“Departemen Ilkom pastinya mendukung semua kegiatan perkuliahan, mulai dari muncul webinar-webinar bedah peminatan, supaya teman-teman ilkom lebih ke-trigger dan ada feel untuk kuliah. Lalu ada commvoice untuk menyuarakan suara mahasiswa ke dosen supaya kita lebih dekat lagi sama dosennya, dan bisa mengevaluasi kinerja dosen maupun mahasiswa dalam sistem pembelajaran,” ujarnya.
Baik Yolanda maupun Tubagus berharap kedepannya kuliah online dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Selain itu, Tubagus mengharapkan komunikasi yang interaktif antara dosen dan mahasiswa.
“Harapannya sih dosen dan tenaga akademik harus di-briefing lebih lanjut mengenai perkuliahan online. Lebih bagus lagi kalau kita buru-buru offline supaya semua kegiatan makin efektif, tapi kalau harus online pun, semoga kampus bisa menyediakan sistem yang lebih memadai dan efektif dalam pembelajaran, supaya mahasiswa dan dosen lebih nyaman di kelas online,” tutup Yolanda.
Penulis: Dinda Khansa Berlian
0 Komentar