Semarang – Program studi S1 Ilmu Komunikasi Undip melangsungkan kuliah umum secara daring yang mengusung tema Science and Research in Communication Industry. Forum tatap maya yang berlangsung pada Rabu (18/11) ini mendiskusikan tiga sub bahasan penting terkait sains dan riset dalam industri komunikasi dengan tiga narasumber berbeda.
Dimoderatori oleh Ketua Prodi S1 Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro (Undip), Rouli Manalu Ph.D, forum yang dihadiri kurang lebih 300 mahasiswa Ilmu Komunikasi melalui platform Zoom ini dimulai dengan pemaparan materi soal peran vital sains dan riset dalam industri media dari kacamata Science Journalism oleh Dewi Safitri, alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro yang berprofesi sebagai seorang science journalist di CNN. Menurutnya, Jurnalis sebagai praktisi komunikasi punya andil sebagai penyambung lidah untuk dapat mengkomunikasikan isu sains kepada masyarakat.
“Science Journalism merupakan tantangan mengenai bagaimana media membawakan isu yang kompleks menjadi sesuatu yang sederhana kepada publik, sehingga publik dapat mengetahui informasi tersebut dengan mudah,” jelas Dewi.
Dewi menambahkan bahwasannya media dan sains memiliki hubungan penting dalam mengangkat akses informasi kepada publik.
“Peran media dalam science sangat penting dalam mengangkat dan mempertahankan akses publik pada suatu informasi,” imbuhnya.
Pemaparan materi dari sudut pandang industri media tersebut kemudian disambung dengan diskusi mengenai dinamika riset oleh Dr. Sherly Haristya, perempuan lulusan NTU yang kini menjajaki karir sebagai peneliti di bidang internet. Sherly mengajak mahasiswa untuk mulai belajar riset yang nantinya secara serta merta membawa pola pemikiran yang kritis dan logis bahkan dalam hal kecil sekalipun.
“Ketika kamu sudah pernah belajar tentang riset, critical thinking, logical thinking itu akan embedded (tertanam) di dalam diri kamu,” ujar Sherly.
Lebih lanjut, Sherly juga mengimbau pada mahasiswa bahwa dalam belajar riset tidak melulu dengan buku, melainkan juga dalam praktik keseharian guna menguji pikiran kritis. Sherly juga menambahkan bahwa riset, terutama studi komunikasi dengan penggunaan internet adalah sesuatu yang bisa jadi acuan mahasiswa masa kini.
“Belajar metode penelitian tidak hanya di buku. Tapi itu merupakan hal yang perlu dipraktikkan untuk menguji critical thinking. Studi komunikasi dengan internet jadi sangat relevan di masa sekarang,” pungkasnya.
Materi pamungkas dalam kuliah umum ini dipaparkan oleh Kepala Consumer Insights, Kraft Heinz ABC, Dwi Wahyu, MM yang membahas tentang peran riset dalam industri komunikasi profit. Wahyu menjelaskan bahwa dalam pekerjaannya, beliau selalu berurusan dengan riset, bahkan apabila dilihat dari aturan main consumer insights itu sendiri.
“Consumer insight perlu melakukan riset pada konsumen agar kita tahu apa yang terjadi di masyarakat, apakah produk kita yang lebih laku dari produk lain. Dalam consumer insight sendiri punya rules, seperti mengidentifikasi dan menganalisis masalah, mencari solusi alternatif lalu mengimplementasikan solusi, dan selanjutnya pasti akan ada problem yang perlu diidentifikasi lagi,” terangnya.
Salah satu mahasiswa yang mengikuti kuliah umum tersebut, Naura Iftika memberikan umpan balik yang positif atas acara tersebut, menurutnya kuliah umum tersebut lebih variatif serta menenangkannya tentang prospek jangka panjang dari keilmuan yang dipelajarinya.
“Senang banget karena dapat insight baru. Menurutku, kuliah umum di tahun ini lebih variatif daripada sebelumnya, jadi membuka pikiran bahwa Ilmu Komunikasi nggak melulu itu-itu saja, bisa diterapkan di banyak hal. Impact-nya, lebih percaya diri buat eksplor rencana selanjutnya mau ngapain setelah S1. Lebih semangat dan mengurangi kecemasan akan masa depan karir Ilmu Komunikasi,” tutur Naura.
Penulis : Luthfi Maulana Adhari
0 Komentar